Wednesday, December 28, 2011

KPSI 'Kudeta' PSSI

Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), mengambil alih kewenangan PSSI untuk menjalankan roda organisasi persepakbolaan Indonesia.

Hal itu dilakukan menyusul adanya surat mosi tidak percaya terhadap PSSI kepemimpinan Djohar Arifin Husin oleh 452 anggota PSSI atau 2/3 lebih anggota PSSI.

Ketua KPSI, Tony Apriliani, menegaskan bahwa mulai hari ini, Rabu (28/12/2011), KPSI sesuai yang diamanahkan dalam Rapat Akbar Sepak bola Nasional (RASN) di Pullman Hotel beberapa waktu, berwenang mengurusi seluruh kegiatan sepakbola nasional, karena PSSI dinilai tidak kredible untuk memimpin organisasi.

"Seperti yang sudah diamanatkan dalam RASN, dimana lebih 452 anggota mengamanahkan KPSI untuk mengawal mosi tidak percaya terhadap PSSI," ujarnya di Hotel Sultan.

Setelah itu, pada tanggal 23 Desember 2011, surat mosi tidak percaya terhadap PSSI oleh 452 anggota PSSI diterima oleh Ketua Umum Djohar Arifin. Mereka meminta agar PSSI segera memberikan respon paling lambat tanggal 28 Desember 2011, hari ini. Akan tetapi sesuai waktu yang telah ditetapkan PSSI tak jua memberikan tanggapan.

"Sampai sekarang belum ada tanggapan apa-apa dari PSSI. Oleh karena itu, kami akan segera bertindak dan mengirim surat mosi tidak percaya kepada AFC dan FIFA," tandasnya.

Hal senada disampaikan oleh anggota KPSI, Roberto Rouw. Ia menegaskan mulai saat seluruh kegiatan sepakbola nasional akan dikendalikan oleh KPSI.

"Mulai saat ini KPSI sudah berjalan sesuai amanah 2/3 lebih anggota PSSI yang akan menjalankan roda organisasi menggantikan pengurus PSSI. Mereka sudah tidak legitimate. Mulai saat ini, kami yang ditunjuk memegang mandat, sudah harus berjalan sesuai aturan organisasi," tegasnya.

"Saya ingin garis bawahi, bahwa selama ini yang didengungkan pengurus PSSI tidak legitimate, yang ada inilah (KPSI) yang legitimate. Kami akan bawa laporan ini ke FIFA dan AFC," pungkasnya.

0 comments:

Post a Comment