Sunday, October 30, 2011

Becak Siantar Diusulkan Jadi Cagar Budaya

Bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, Minggu (30/10/2011), BSA Owner Motorcycle Siantar (BOM’S) mengusulkan agar becak siantar dijadikan cagar budaya.

Becak siantar adalah becak yang menggunakan sepeda motor masa Perang Dunia II asal Inggris, Birmingham Small Arms (BSA).

Perayaan yang dipusatkan di Lapangan H Adam Malik ini dihadiri berbagai komunitas pencinta motor tua dan motor besar dari berbagai daerah termasuk dari Bandung, Surabaya, dan Bali.

Jejeran becak Siantar dan ratusan jenis kendaraan roda dua, mulai dari sepeda onthel sampai motor gede merk BMW berbaris di lapangan pusat kota ini.

Selain menjadi wadah pertemuan pencinta otomotif, perayaan sekaligus menjadi kesempatan bagi BOM’S memperjuangkan eksistensi motor ikonik ini.

Kota Pematangsiantar dianggap sebagai kiblat BSA sedunia. Namun, menurut pendataan yang dilakukan Pemprov Sumatera Utara pada tahun 2007, jumlahnya semakin menurun. Karena berpindah ke daerah lain atau akibat rusak, pada tahun itu jumlah BSA hanya tinggal 750 unit.

“Perayaan sebelumnya, kami selalu mengundang DPRD. Disaksikan begitu banyak orang, mereka menerima pernyataan kami baik yang tertulis maupun tidak. Namun, implementasinya tidak ada. Akhirnya saya langsung mengundang anggota DPR,” kata Presiden BOM’S Erizal Ginting.

Ginting menyesalkan ketidakpedulian para anggota dewan karena yang dibutuhkan untuk melestarikan becak siantar hanyalah koor kompak DPRD menyetujui satu peraturan daerah agar becak siantar menjadi cagar budaya.

Menurut Erizal Ginting, sebuah peraturan daerah (perda) sangat dibutuhkan untuk menghentikan penyusutan motor BSA di Pematangsiantar.

“Kalau ada abang becak yang mau menikahkan anaknya atau butuh biaya pendidikan anaknya, masa saya larang mereka menjual becaknya? Tapi, kalau ada Perda tentang becak siantar kan pemerintah wajib menampungnya,” katanya beberapa waktu yang lalu.

Kota Pematangsiantar, kata Erizal, sudah berhutang banyak kepada becak siantar. Setiap hajatan pemerintah kota di dalam maupun di luar daerah, becak siantar selalu digadang-gadang sebagai ciri khas Pematangsiantar.

Untuk membalasnya, pemerintah hanya perlu menjadikan becak siantar sebagai kendaraan pariwisata sama seperti andong di Yogyakarta yang diminati wisatawan dalam dan luar negeri.

“Kalau pemerintah tidak sanggup, bilang! Saya akan jadi orang yang pertama mengajukan diri mengurusnya. Tapi, saya harus diberikan surat rekomendasi supaya saya bisa menjalin kerja sama ke biro travel dan bisnis pariwisata lainnya,” kata Rizal.

0 comments:

Post a Comment