Friday, October 9, 2015

Terungkap! Warna Biru di Cakrawala Pluto

Terungkap! Warna Biru di Cakrawala Pluto


Pesawat luar angkasa New Horizons telah mengirimkan gambar berwarna pertama dari kabut tipis di atmosfer Pluto yang menunjukkan warna kebiruan.


Warna itu diakibatkan sinar matahari yang diuraikan oleh partikel kabut, kata para ilmuwan.

NASA terus mengirimkan informasi yang dikumpukan selama perjalanan bersejarah saat pesawat antariksa itu mengitari Pluto pada tanggal 14 Juli lalu.

Setelah data-data tersebut tiba di Bumi, tim segera memproses dan mempelajarinya.

Citra hitam-putih telah dirilis sebelumnya, menunjukkan kabut tipis itu terbentuk di ketinggian 130 km dari permukaan Pluto.

Gambar tersebut didapatkan dari kamera Lorri saat New Horizons meninggalkan planet kerdil, dan melihat sinar matahari di tepi cakrawala yang jauh itu.

Sedangkan pemandangan baru ini datang dari sistem kamera berwarna Ralph. Lagi-lagi, gambar diambil dengan posisi cahaya matahari di belakang Pluto.

Seperti Bumi, Pluto memiliki atmosfer yang sebagian besar terdiri dari nitrogen (meski lebih sedikit).

Namun interaksi nitrogen dengan cahaya ultraviolet dari matahari dengan keberadaan komponen atmosfer lain seperti metana mengakibatkan terbentuknya butiran-butiran partikel kabut.

"Warna kebiruan yang mencolok itu memberi tahu kita ukuran dan komposisi partikel kabut," kata anggota tim New Horizons Carly Howett dari Southwest Research Institute (SwRI) di Boulder, Colorado.

"Langit biru seringkali dihasilkan dari terpencarnya cahaya matahari oleh sejumlah partikel yang sangat kecil. Di Bumi, partikel-partikel itu adalah molekul nitrogen. Sedangkan di Pluto, adalah partikel yang wujudnya seperti jelaga bernama tholin."

Kepala peneliti utama misi itu, Alan Stern, telah menggoda para penggemar Pluto beberapa hari belakangan, meminta mereka untuk mengharapkan sesuatu yang spesial dari citra-citra baru yang dirilis setiap hari Kamis.

"Siapa sangka ada langit biru di Sabuk Kuiper? Indah sekali," kata Stern.

"Kabutnya cukup tipis, jadi Anda akan hanya akan melihat warna biru saat matahari terbit dan terbenam," jelas Dr. Howett kepada BBC News.

Berita penting lainnya yang dirilis adalah terkait penemuan kolam es di sejumlah lokasi di permukaan Pluto.

"Kami memperkirakan adanya kolam es di sana, tapi kami telah mencarinya dalam spektrum Pluto selama berpuluh-puluh tahun dan tidak menemukannya sampai sekarang," kata Alex Parker dari SwRI lewat Twitter.

Sejak 14 Juli, New Horizons telah bergerak lebih dari 100 juta km melewati Pluto. Itu berarti pesawat tersebut berada sekitar lima miliar kilometer dari Bumi.

Jarak yang sangat jauh mengakibatkan pengiriman data yang jarang. Baru pada tahun 2016 semua informasinya akan diterima di Bumi.

0 comments:

Post a Comment