Monday, October 12, 2015

Jokowi Diminta Turun Tangan, Usut Oknum yang Diduga Manipulasi Rupiah

Jokowi Diminta Turun Tangan, Usut Oknum yang Diduga Manipulasi Rupiah



Nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pekan lalu mengalami pergerakan yang cukup mengejutkan. Sebelumnya nilai 1 dolar Amerika Serikat sempat menyentuh di atas Rp 14.000. Namun menjelang akhir pekan lalu rupiah menguat cukup signifikan yakni 1 USD menjadi Rp 13.400. 

Senin pagi ini mata uang rupiah kembali menguat, 1 USD menjadi Rp 13.346. Pergerakan nilai mata uang rupiah yang cukup tajam ini menimbulkan kecurigaan bagi ekonom sekaligus Chairman Sustainable Development - Indonesia (SDI) Dradjad H Wibowo. 

"Sudah beberapa bulan ini saya mencurigai terlalu besarnya depresiasi rupiah," kata Dradjad saat berbincang dengan detikcom, Senin (12/10/2015). 

Dradjad melihat ada yang janggal saat di kawasan Asia nilai rupiah terhadap dolar ternyata terburuk kedua setelah Malaysia. "Padahal Malaysia mengalami krisis politik, sementara politik Indonesia stabil. Saya yakin, pasti ada yang tidak wajar. Pasti ada yang memanipulasi rupiah," kata Dradjad yang mantan Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu.

Kecurigaan Dradjad kian kuat saat pekan lalu secara mengejutkan rupiah menguat 8,3 persen terhadap dolar Amerika Serikat. Padahal selama 9 bulan terakhir rupiah anjlok sekitar 17 persen.  

"Kalau Rupiah menguat 1-2 persen, mungkin masih wajar. Tapi lonjakan 8,3% sangat tidak masuk akal. Kalau hanya faktor fundamental dan kebijakan ekonomi, tidak akan sedrastis itu," papar Dradjad. 

Menurut Dradjad, jungkir baliknya rupiah dalam skala besar dan waktu singkat itu hanya bisa dijelaskan dengan satu kata: manipulasi.  "Ada oknum yang memanipulasi kurs rupiah," kata dia. 

Dradjad pun meminta Presiden Joko Widodo segera memerintahkan penyelidikan terhadap oknum-oknum yang diduga terkait jungkir baliknya rupiah. 

0 comments:

Post a Comment